Beras dan Pasir

Assalamualaikum wr wb
Sahabatku rahimakumullah,
Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah salah seorang Walisongo yang lebih dikenal sebagai Sunan Gresik, dianggap sebagai Wali yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Syekh Maulana Malik Ibrahim alias Syekh Makhdum Ibrahim As-Samarkandy adalah keturunan ke 22 dari nabi Muhammad. Beliau wafat tahun 882 H/1419 Masehi dan .dimakamkan di desa Gapura, kota Gresik, Jawa Timur.
Pada suatu hari dalam perjalanan dakwah ke sebuah dusun yang diberkahi dengan tanah subur, Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan) bersama seorang muridnya singgah di sebuah rumah yang besar. Rumah itu milik orang kaya di daerah tsb. Namun demikian pemilik rumah itu dikenal sangat medit alias kedekut, pelit bin buntut kasir cap jahe (kata orang Sunda).
Orang kaya tersebut memiliki ratusan karung beras di lumbungnya dan saking melimpahnya beras-beras tsb sampai disusun mengelilingi halaman rumahnya yang luas. Rupanya Syekh Maulana Malik Ibrahim ingin menasihati orang kaya tsb agar meninggalkan sifat pelitnya itu.
Orang kaya tersebut menerima dengan ramah kunjungan Syekh Malik. Dihidangkanlah jamuan yang baik bagi Syekh Malik. Sesaat berselang, datanglah seorang pengemis, perempuan tua, ke hadapan orang kaya itu.
“Tuan, saya lapar sekali, bolehkah saya minta sedikit beras,” ujar perempuan tua itu sambil menunjuk beras yang berada di halaman.
“Mana beras? Yang mana? Saya tidak punya beras, karung-karung itu bukan beras, tapi pasir,” ujar orang kaya itu.
Pengemis tua tertunduk sedih. Ia pun beranjak pergi dengan langkah kecewa. Kejadian itu disaksikan langsung oleh Syekh Malik. Ternyata apa yang digunjingkan orang tentang pelit kedekut muridnya ini benar adanya. Syekh Malik bergumam dalam hati, dan iapun berdo’a. Pembicaraan yang sempat tertunda dilanjutkan kembali.
Tiba-tiba ramah-tamah antara murid dan guru itu terhenti dengan teriakan salah seorang pembantu orang kaya itu.
“Celaka tuan, celaka! Saya tadi melihat karung-karung beras di rumah ini sudah berubah jadi pasir. Saya periksa karung-karung yang lain, isinya pasir juga. Ternyata tuan, semua beras yang ada di sini telah menjadi pasir!” Pembantu itu dengan suara bergetar melaporkan.
Orang kaya itu terkejut, segera ia beranjak dari duduknya, dihampirinya beras-beras yang merupakan harta kekayaannya itu. Ternyata benar, beras itu telah berubah menjadi pasir. Seketika tubuh orang kaya itu lemas. Ia pun bersimpuh menangis menyesali perbuatannya.
Syekh Malik lalu menghampirinya. “Bukankah engkau sendiri yang mengatakan bahwa beras yang kau miliki itu pasir, kenapa kau kini menangis?” Syekh Malik menyindir orang kaya yang kikir itu.
“Maafkan saya Sunan. Saya mengaku salah. Saya mengaku berdosa!” Orang kaya tsb meratap bersimpuh di kaki Syekh Malik.
Syekh Malik tersenyum, “Alamatkan maafmu kepada Allah dan pengemis tadi. Kepada merekalah permintaan maafmu seharusnya kamu lakukan, bukan kepadaku,” ujar Syekh Malik lagi.
Penyesalan yang dalam langsung menyergap orang kaya itu. Dalam hati ia mengutuk dirinya sendiri yang telah berbuat kezaliman. Kepada Syekh Malik ia berjanji akan mengubah semua perbuatannya. Ia mohon juga agar berasnya bisa kembali lagi seperti semula. Kekikirannya ingin ia buang jauh-jauh dan ia meminta agar Allah menggantinya dengan kedermawanan.
Syekh Malik kembali berdo’a, dan dengan izin Allah, beras yang telah berubah menjadi pasir itu menjadi beras kembali. Hidayah dan kekuatan yang berasal dari Allah yang dikenal sebagai Karomah, memungkinkan kejadian itu.
Orang kaya tersebut tidak lagi berbohong dengan lisannya. Ia berubah dari sifat kikir menjadi dermawan, tak pernah lagi ia menolak pengemis yang datang. Bahkan ia mendirikan mushalla dan majelis pengajian serta fasilitas ibadah lainnya di kampung tsb.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah2 orang saleh, dan semoga Allah Swt senantiasa melindungi kita dan anak2 keturunan kita semuanya. Aamiin

Wassalamualaikum wr wb
Imam Puji Hartono (IPH)

 

Edit Foto Menjadi Lukisan Kanvas

Ada banyak cara atau teknik dalam hal edit foto. Disini akan kita bahas teknik lain edit foto menjadi lukisan kanvas dengan bantuan Filter Galery.
Disini saya mencoba menggunakan Adobe photoshop CS2.

Ok berikut langkah-langkahnya :

1.   Buka Foto yang akan kita rubah menjadi lukisan kanvas.

2.   Kemudian masuk ke Menu Filter>Artistic>Poster Edges..
 Isikan angka berikut :

Edge Thickness = 10 - Edge Inthensity = 0 - Posterization = 6

3.   Jangan dulu menekan tombol OK, sekarang pilih New Effect Layer yang berada di bawah samping icon tong sampah.
lalu pilih Rough Pastels pada menu pilihan diatas.

Lalu isikan angka sebagai berikut :

Stroke Length = 1 - Stroke Detail  = 5 - Scaling = 75% - Relief = 25

4.  Pilih OK.
Dan hasilnya seperti berikut :


Selamat mencoba dan berkreasi dengan Photoshop.
Semoga bermanfaat..!! 

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy

   Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya.

   Orang itu lalu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.” Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?” “Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya. “Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya", Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.
   Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!”Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata: “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu.‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!
   Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga langit bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Source : Himpunan kisah-kisah teladan
Shared By Kisah Penuh Hikmah
http://virouz007.wordpress.com

Followers

Find Us On Facebook

Total Pageviews