Kisah Perempuan Miskin, Sapi Tua dan Gaza

Kisah nyata ini terjadi di salah sebuah daerah di Yaman.Kisah penderitaan dan kepahitan yang dilalui oleh penduduk Gaza tersebar ke seantero dunia. Semua orang marah, benci, dendam dan sedih. Dimana korban kebanyakan adalah anak-anak kecil tak berdosa yang menjadi korban muntahan peluru sehingga darah membasah bumi tanpa henti.

Tragedi dahsyat ini juga sampai juga ke telinga seorang perempuan tua yang hidup miskin di salah sebuah kampung di Yaman. Sama seperti orang lain, dia juga turut sedih dan pilu sehingga berurai air mata. Lantas suatu hari, dia berusaha sekuat upaya untuk mencoba membantu sekadar semampunya. Kebetulan , ‘harta’ yang dia punya adalah seekor sapi tua, terlalu uzur, kurus dan sudah tidak bermaya.

Kisah Penuh Hikmah (Buah Keikhlasan)

Suatu hari, ada seorang pemuda yang sedang berlibur ke rumah neneknya di desa. Saat tiba di sana, setelah melepas rindu dan beristirahat sejenak, nenek menghidangkan sepiring irisan buah mangga yang menggiurkan warna dan aromanya.

“wah, harum dan manis sekali nek. Sedang musimnya ya? Saya sudah lama sekali tidak menjenguk nenek, sehingga tidak tahu kalau nenek menanam pohon mangga yang berbuah lebat dan seenak ini rasanya.” Ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.

Kisah Penuh Hikmah: Mengapa Bukan Ayah saja yang Meninggal?


Kisah anak yang menyadarkan kealpaan ayahnya...subhanallah!
Setelah membaca artikel dari http://irgimnur.blogspot.com hati saya sangat tersentuh. Dan saya ingin share ke sobat-sobat siapa tau ini bisa bermanfaat buat sobat-sobat setelah membacanya. Nah sekarang silahkan membaca..

Dalam artikel ini menceritakan seorang bocah yang masih duduk di bangku kelas 3 SD. Suatu ketika ustadz di kelasnya memotivasi para siswa untuk menjaga shalat jamaah shubuh. Bagi si anak, Shubuh merupakan sesuatu yang sulit bagi anak-anak yang seumuran dia. Namun sang bocah telah bertekad untuk menjalankan shalat shubuh di masjid.

Ternyata si bocah termotivasi dan menjalankan apa yang telah di ucapkan oleh ustadz di kelasnya. Dan bagaimana anak ini melakukannya..?? mari kita lanjutkan..

Kisah Pilu Nenek 70 tahun Gao Mieyun sebagai Pengantar Air Galon Mineral

    Gao Meiyun itulah namanya, nenek yang kini usianya sudah 70 tahun tapi masih menjadi seorang pengantar air mineral galon.

    Mungkin sobat-sobat sudah pada tahu cerita Gao Meiyun seorang nenek pengantar air mineral galon, dan sudah banyak diposting oleh blogger-blogger lain. Saya sangat terharu setelah membaca artikel ini dan ingin share lagi yang mana mungkin buat sobat-sobat belum sempat membaca tentang kisah ini



   

Beras dan Pasir

Assalamualaikum wr wb
Sahabatku rahimakumullah,
Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah salah seorang Walisongo yang lebih dikenal sebagai Sunan Gresik, dianggap sebagai Wali yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Syekh Maulana Malik Ibrahim alias Syekh Makhdum Ibrahim As-Samarkandy adalah keturunan ke 22 dari nabi Muhammad. Beliau wafat tahun 882 H/1419 Masehi dan .dimakamkan di desa Gapura, kota Gresik, Jawa Timur.
Pada suatu hari dalam perjalanan dakwah ke sebuah dusun yang diberkahi dengan tanah subur, Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan) bersama seorang muridnya singgah di sebuah rumah yang besar. Rumah itu milik orang kaya di daerah tsb. Namun demikian pemilik rumah itu dikenal sangat medit alias kedekut, pelit bin buntut kasir cap jahe (kata orang Sunda).
Orang kaya tersebut memiliki ratusan karung beras di lumbungnya dan saking melimpahnya beras-beras tsb sampai disusun mengelilingi halaman rumahnya yang luas. Rupanya Syekh Maulana Malik Ibrahim ingin menasihati orang kaya tsb agar meninggalkan sifat pelitnya itu.
Orang kaya tersebut menerima dengan ramah kunjungan Syekh Malik. Dihidangkanlah jamuan yang baik bagi Syekh Malik. Sesaat berselang, datanglah seorang pengemis, perempuan tua, ke hadapan orang kaya itu.
“Tuan, saya lapar sekali, bolehkah saya minta sedikit beras,” ujar perempuan tua itu sambil menunjuk beras yang berada di halaman.
“Mana beras? Yang mana? Saya tidak punya beras, karung-karung itu bukan beras, tapi pasir,” ujar orang kaya itu.
Pengemis tua tertunduk sedih. Ia pun beranjak pergi dengan langkah kecewa. Kejadian itu disaksikan langsung oleh Syekh Malik. Ternyata apa yang digunjingkan orang tentang pelit kedekut muridnya ini benar adanya. Syekh Malik bergumam dalam hati, dan iapun berdo’a. Pembicaraan yang sempat tertunda dilanjutkan kembali.
Tiba-tiba ramah-tamah antara murid dan guru itu terhenti dengan teriakan salah seorang pembantu orang kaya itu.
“Celaka tuan, celaka! Saya tadi melihat karung-karung beras di rumah ini sudah berubah jadi pasir. Saya periksa karung-karung yang lain, isinya pasir juga. Ternyata tuan, semua beras yang ada di sini telah menjadi pasir!” Pembantu itu dengan suara bergetar melaporkan.
Orang kaya itu terkejut, segera ia beranjak dari duduknya, dihampirinya beras-beras yang merupakan harta kekayaannya itu. Ternyata benar, beras itu telah berubah menjadi pasir. Seketika tubuh orang kaya itu lemas. Ia pun bersimpuh menangis menyesali perbuatannya.
Syekh Malik lalu menghampirinya. “Bukankah engkau sendiri yang mengatakan bahwa beras yang kau miliki itu pasir, kenapa kau kini menangis?” Syekh Malik menyindir orang kaya yang kikir itu.
“Maafkan saya Sunan. Saya mengaku salah. Saya mengaku berdosa!” Orang kaya tsb meratap bersimpuh di kaki Syekh Malik.
Syekh Malik tersenyum, “Alamatkan maafmu kepada Allah dan pengemis tadi. Kepada merekalah permintaan maafmu seharusnya kamu lakukan, bukan kepadaku,” ujar Syekh Malik lagi.
Penyesalan yang dalam langsung menyergap orang kaya itu. Dalam hati ia mengutuk dirinya sendiri yang telah berbuat kezaliman. Kepada Syekh Malik ia berjanji akan mengubah semua perbuatannya. Ia mohon juga agar berasnya bisa kembali lagi seperti semula. Kekikirannya ingin ia buang jauh-jauh dan ia meminta agar Allah menggantinya dengan kedermawanan.
Syekh Malik kembali berdo’a, dan dengan izin Allah, beras yang telah berubah menjadi pasir itu menjadi beras kembali. Hidayah dan kekuatan yang berasal dari Allah yang dikenal sebagai Karomah, memungkinkan kejadian itu.
Orang kaya tersebut tidak lagi berbohong dengan lisannya. Ia berubah dari sifat kikir menjadi dermawan, tak pernah lagi ia menolak pengemis yang datang. Bahkan ia mendirikan mushalla dan majelis pengajian serta fasilitas ibadah lainnya di kampung tsb.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah2 orang saleh, dan semoga Allah Swt senantiasa melindungi kita dan anak2 keturunan kita semuanya. Aamiin

Wassalamualaikum wr wb
Imam Puji Hartono (IPH)

 

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy

   Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya.

   Orang itu lalu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.” Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?” “Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya. “Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya", Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.
   Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!”Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata: “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu.‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!
   Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga langit bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Source : Himpunan kisah-kisah teladan
Shared By Kisah Penuh Hikmah
http://virouz007.wordpress.com

Followers

Find Us On Facebook

Total Pageviews