Kisah
anak yang menyadarkan kealpaan ayahnya...subhanallah!
Setelah
membaca artikel dari http://irgimnur.blogspot.com
hati saya sangat tersentuh. Dan saya ingin share ke sobat-sobat siapa tau ini bisa
bermanfaat buat sobat-sobat setelah membacanya. Nah sekarang silahkan membaca..
Dalam artikel ini menceritakan seorang
bocah yang masih duduk di bangku kelas 3 SD. Suatu ketika ustadz di kelasnya
memotivasi para siswa untuk menjaga shalat jamaah shubuh. Bagi si anak, Shubuh
merupakan sesuatu yang sulit bagi anak-anak yang seumuran dia. Namun sang bocah
telah bertekad untuk menjalankan shalat shubuh di masjid.
Ternyata si bocah termotivasi dan
menjalankan apa yang telah di ucapkan oleh ustadz di kelasnya. Dan bagaimana
anak ini melakukannya..?? mari kita lanjutkan..
Sang anak nekad tak tidur semalaman lantaran takut bangun kesiangan. Semalaman anak begadang, hingga tatkala adzan berkumandang, iapun ingin segera keluar menuju masjid. Tapi...tatkala ia membuka pintu rumahnya, suasana sangat gelap, pekat, sunyi, senyap...membuat nyalinya menjadi ciut.
Tapi semua tidak berhenti sampai
disini, karena sudah bertekad untuk menjalankan shalat subuh berjamaah, ia
mencari akal dan kemudian sang bocah mendengar langkah kaki kecil dan pelan,
dengan diiringi suara tongkat memukul tanah...
Ya...ada kakek-kakek berjalan dengan
tongkatnya. Sang bocah yakin, kakek itu sedang berjalan menuju masjid, maka ia
mengikuti di belakangnya, tanpa sepengetahuan sang kakek.
Begitupula cara ia pulang dari
masjid, bocah itu menjadikan itu sebagai kebiasaan
begadang malam, shalat shubuh mengikuti kakek-kakek. Dan ia tidur setelah shubuh hingga menjelang sekolah. Tak ada orang tuanya yang tahu, selain hanya melihat sang bocah lebih banyak tidur di siang hari daripada bermain. Dan ini dilakukan sang bocah agar bisa begadang malam.
begadang malam, shalat shubuh mengikuti kakek-kakek. Dan ia tidur setelah shubuh hingga menjelang sekolah. Tak ada orang tuanya yang tahu, selain hanya melihat sang bocah lebih banyak tidur di siang hari daripada bermain. Dan ini dilakukan sang bocah agar bisa begadang malam.
Hingga suatu kali... Terdengar kabar
olehnya, kakek-kakek itu meninggal. Sontak, si bocah menangis sesenggukan....
Sang ayah heran...”Mengapa kamu menangis, nak? Ia bukan kakekmu...bukan siapa-siapa kamu!”
Sang ayah heran...”Mengapa kamu menangis, nak? Ia bukan kakekmu...bukan siapa-siapa kamu!”
Saat si ayah mencari tahu apa
sebabnya, sang bocah justru berkata, “kenapa bukan ayah saja yang meninggal?”
“A’udzu billah..., kenapa kamu
berbicara seperti itu?” kata sang ayah heran.
Si bocah berkata, “Mendingan ayah saja yang meninggal, karena ayah tidak pernah membangunkan aku shalat Shubuh, dan mengajakkku ke masjid. ..
Sementara kakek itu....setiap pagi saya bisa berjalan di belakangnya untuk shalat jamaah Shubuh.”
Si bocah berkata, “Mendingan ayah saja yang meninggal, karena ayah tidak pernah membangunkan aku shalat Shubuh, dan mengajakkku ke masjid. ..
Sementara kakek itu....setiap pagi saya bisa berjalan di belakangnya untuk shalat jamaah Shubuh.”
ALLAHU AKBAR! Menjadi kelu lidah sang
ayah, hingga tak kuat menahan tangisnya.
Kata-kata anak tersebut mampu merubah sikap dan pandangan sang ayah, hingga membuat sang ayah sadar sebagai pendidik dari anaknya, dan lebih dari itu sebagai hamba dari Pencipta-Nya yg semestinya taat menjalankan perintah-Nya. Sang ayah rajin shalat berjamaah karena dakwah dari anaknya...
“Rabbana hablanaa min azwaajina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqiina imaama..”
Kata-kata anak tersebut mampu merubah sikap dan pandangan sang ayah, hingga membuat sang ayah sadar sebagai pendidik dari anaknya, dan lebih dari itu sebagai hamba dari Pencipta-Nya yg semestinya taat menjalankan perintah-Nya. Sang ayah rajin shalat berjamaah karena dakwah dari anaknya...
“Rabbana hablanaa min azwaajina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqiina imaama..”
Semoga Bermanfaat...!!!
Sumber : http://irgimnur.blogspot.com
loading...
Post a Comment
Jangan lupa komentarnya dan juga kritik dan sarannya....!!