Tips Cara Aman dan Sehat Dalam Mengawetkan Makanan

Tips Cara Aman dan Sehat Dalam Mengawetkan Makanan. Kita manusia terbiasa mengawetkan makanannya agar dapat disimpan lebih lama serta menjaga bentuk, warna, rasa, dan nutrisi di dalamnya. Namun, kebanyakan bahan pengawet yang digunakan merupakan bahan kimia yang bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan.
Pengawet bisa menyebabkan gangguan kesehatan jangka pendek seperti infeksi saluran pernapasan dan diare. Juga gangguan kesehatan jangka panjang seperti kerusakan jantung dan ginjal.

Mengenal Jenis Pengawet Makanan

Ada dua jenis pengawet makanan:
Pertama, pengawet alami yang diperoleh dari bahan makanan segar seperti bawang putih, gula, garam, dan asam. Pengawet alami jauh lebih baik karena dampak buruknya terhadap kesehatan lebih kecil.
Kedua, pengawet sintetis yang merupakan hasil sintesis secara kimia. Pengawet sintetis mempunyai sifat lebih stabil, pekat, dan lebih sedikit. Kelemahan pengawet sintetis adalah efek samping yang ditimbulkan. Pengawet sintetis ditengarai bisa menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, seperti memicu pertumbuhan sel kanker akibat senyawa karsinogenik dalam pengawet.

Bagaimana cara aman dan sehat dalam mengawetkan makanan? Tips Cara Aman dan Sehat Dalam Mengawetkan Makanan yaitu dengan mengawetkan makanan secara alami dengan pengawet dari bahan pangan seperti garam dan gula. Hal ini membuat pola hidup sehat keluarga tidak terganggu.

Mari kita kenali satu per satu jenis pengawet alami:
1.Minyak
Saat makanan bersentuhan dengan udara secara langsung, akan terjadi proses oksidasi yang dapat merusak rasa makanan. Minyak mampu memperlambat proses oksidasi tersebut dan menghilangkan mikroorganisme perusak makanan. 

2.Garam
Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida (NaCl). Garam telah digunakan sejak dahulu untuk mengawetkan daging dan sayuran. Sifat garam dapur adalah higroskopis atau menyerap air. Garam juga berfungsi untuk mencegah pertumbuhan jamur penyebab busuknya makanan. Garam dapur juga menghambat dan menghentikan reaksi autolisis yang dapat mematikan bakteri di dalam bahan pangan. Penggunaan garam sebagai pengawet disebut penggaraman. Contohnya ada pada proses pembuatan ikan asin dan telur asin. Cara penggunaannya sederhana, kita tinggal menambahkan garam dalam jumlah tinggi ke dalam bahan pangan yang akan diawetkan.

3.Gula
Sama halnya dengan garam, gula juga dapat menyerap kelebihan air dalam makanan yang menjadi rumah bagi mikroorganisme. Itulah mengapa jeli, selai, atau makanan manis lainnya yang diawetkan tidak tumbuh jamur setelah dibuka. Selain dalam bentuk butiran, gula pasir juga dijual dalam bentuk tepung atau disebut gula halus.
Penggunaan gula sebagai pengawet disebut penggulaan. Penggunaanya bisa ditaburkan atau dicampur dan dilarutkan dengan bahan makanan atau minuman yang akan diawetkan.

4. Air Lemon
Lemon mengandung banyak asam sitrat dan asam askorbat yang dikenal sebagai vitamin C. Keasaman mampu mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang merusak makanan. Selain itu, vitamin C yang merupakan zat antioksidan mampu berfungsi untuk mencegah makanan dari oksidasi.

5. Cuka Apel
Sama halnya deng an air lemon, cuka juga sangat asam dan mengandung asam asetat yang tinggi. Cuka yang terbuat dari gula dan air fermentasi ini juga dapat membunuh mikroba penyebab busuknya makanan. Banyak jenis cuka di pasaran, seperti cuka apel, cuka hitam, cuka aren, dan cuka limau. Beragam cuka ini diperoleh dari bahan fermentasi yang berbeda. Adalagi satu jenis cuka yang sering digunakan untuk memasak yang disebut cuka masak. Cuka jenis ini adalah cuka sintetis/kimiawi dengan rasa asam yang kuat. Biasanya cuka mengandung asam asetat 98 persen.

Produk yang diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi, jeli dan minuman. Penggunaanya disesuaikan dengan jenis produk yang diawetkan. Selain meningkatkan daya simpan, cuka dapat mempertahankan warna atau mencegah pencokelatan pada buah dan sayuran. Dengan penambahan cuka, warna sayuran dan buah akan tahan lama.

6. Cengkeh
Selama ribuan tahun cengkeh telah digunakan dalam pengobatan India dan Cina sebagai pengawet alami. Cengkeh mengandung senyawa fenolik yang memiliki sifat antioksidan. Sifat ini mampu menjaga makanan dari pertumbuhan bakteri dan jamur.

7. Kayu Manis
Kayu manis adalah rempah-rempah aromatik yang dapat mengawetkan makanan sebab memiliki sifat antioksidan. Tidak seperti thyme yang melindungi makanan dari semua zat antibakteri, kayu manis lebih spesifik dalam membunuh organisme tertentu.

8. Asam Sitrat
Asam sitrat adalah jenis asam yang banyak terdapat dalam buah seperti jeruk limau, buah persik, plum, anggur, dan jeruk. Asam sitrat selain mampu memberi rasa asam juga sering diekstraksi untuk mengawetkan makanan dan minuman ringan serta permen.

9. Bawang Putih
Bawang putih (Allium sativum) merupakan bumbu dapur yang populer. Aroma dan rasanya yang khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum pada masakan. Selain sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet. Sebab, bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri. Menurut Richard S. Rivlin di Journal of Nutrition, kandungan allicin dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri gram positif dan gram negatif.

Bawang putih juga bersifat antimikroba E.coli, Shigella sonnei, Staphylococcus sureus dan Aerobacter aerogenes. Manfaat lainya adalah mengurangi jumlah bakteri aerob dan kaliform sehingga bahan makanan yang ditambahkan bawang putih lebih awet. Penggunaannya mudah. Tambahkan bawang putih ke dalam potongan daging atau ikan dan simpan di dalam freezer. Dengan cara ini daging atau ikan bisa bertahan 20 hari.

10. Kluwak
Selain sebagai bumbu dan pemberi warna, kluwak (Pangium edule Reinw.) bisa digunakan sebagai pengawet. Kluwak biasanya digunakan sebagai pengawet ikan segar. Dengan kluwak, ikan segar bisa bertahan hingga enam hari. Cara penggunaanya cukup mudah. Buah kluwak dicincang halus, dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam perut ikan yang telah dibersihkan. Pengawetan ikan segar dengan kluwak lazim dilakukan nelayan di daerah Banten. Mereka mengawetkan ikan dengan kluwak untuk pengiriman ikan jarak jauh. Pengawetan dengan kluwak seringkali dikombinasikan dengan penggaraman dan pendinginan.



11. Daun gambir

Daun yang satu ini ternyata juga berfungsi efektif sebagai pengawet alami makanan. Sebab, daun gambir Uncariae Romulus et Uncus memiliki kandungan zat katekin. Katekin mampu menjaga makanan dari pengaruh mikroorganisme perusak dan penyebab basi.Daun gambir bisa digunakan pada telur asin. Caranya, telur yang akan dibuat telur asin direndam di air sisa penirisan setelah pembuatan gambir.

12. Pengeringan
Selain menggunakan bahan pangan alami, pengawetan makanan bisa dilakukan dengan metode pengeringan. Pengeringan adalah cara pengawetan bahan makanan paling praktis, aman, murah dan sehat. Hampir semua bahan pangan baik sayuran, buah, kacang-kacangan hingga daging dapat diawetkan dengan metode pengeringan. Tujuannya adalah mengurangi sebagian air dalam bahan pangan hingga 10-15 persen sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat hidup.

Metodenya bisa dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari maupun panas oven. Bahan pangan yang dikeringkan seperti ubi, sayuran dan buah diiris tipis-tipis kemudian dijemur atau dioven dalam suhu rendah (di bawah 40 derajat Celsius) hingga kering. Selanjutnya bahan pangan tinggal disimpan di tempat yang sejuk, kering dan tertutup rapat. Bahan pangan yang dikeringkan biasanya bertahan hingga 1 bulan.

Metode pengawetan makanan baik yang alami atau yang buatan akan mempengaruhi kualitas gizi yang terkandung, terutama vitamin dan mineral - zat gizi yang mudah rusak jika diawetkan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, mengkonsumsi bahan pangan segar adalah cara terbaik untuk mendapatkan asupan nutrisi optimal.


Salam,
Semoga bermanfaat.
loading...

1 komentar:

I love looking through an article that will make men and women think.
Also, thanks for allowing for me to comment!

Reply

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya dan juga kritik dan sarannya....!!

Followers

Find Us On Facebook

Total Pageviews